Keadaan muslimin sekarang ini memanglah
hina dan berada di bawah kekuasaan musuh-musuh Islam. Muslim sebagai umat yang
baik dan mulia ternyata tidak lagi nampak kemuliaannya di tengah manusia lain.
Bahkan nampak semakin terjerumus sebagai hasil keadaan jahiliyah yang semakin
merajalela saat ini. Secara umum kondisi kaum muslimin hari ini mempunyai
kelemahan-kelemahan di antaranya adalah “Akidah, tarbiyah, tsaqofah, dakwah,
pengorganisasian/tanzim, dan akhlak.
Keadaan ini terjadi di sebagian besar
negara Islam. Bukti yang nyata adalah banyaknya negara Islam di bawah kekuasaan
musuh-musuh Islam. Sebagian muslim tersebut nampak
tidak mengamalkan ibadah wajib seperti shalat, berpakaian muslimah, zakat dan
berpuasa. Keadaan demikian harus diperbaiki dengan menyediakan dakwah harakiyah
yang integral dan bersifat rabbaniyah, minhajiyah, marhaliyah dan ulawiyah
serta sesuai dengan realitas dan seimbang.
DO’FUL
MUSLIMIN (KELEMAHAN KAUM MUSLIMIN)
- Aqidatan (Aqidah)
- Tarbiyatan (Pendidikan)
- Tsaqafiyatan (Pengetahuan)
- Dakwatan (Dakwah)
- Tandhiman (Struktur)
- Akhlaqan (Akhlak)
A.AQIDATAN (Aqidah)
Berbagai kelemahan muslim yang utama dan prinsip pada saat ini
adalah kelemahan aqidah di kalangan kaum muslimin. Aqidah pada sebagian besar
kaum muslim telah dicampuri dengan berbagai kepercayaan yang merusak aqidah
yang sebenarnya. Kepercayaan kepada nenek moyang dengan mengamalkan kepercayaan
tradisi jahiliyah yang diwarnai oleh animisme dan dinamisme, sebagian lagi
kepercayaan ini dipengaruhi oleh agama Hindu. Aqidah Islam juga dicemari oleh
faham tarekat yang salah dan kepercayaan Syiah yang bertentangan dengan aqidah
ahlus sunnah wal jamaah. Aqidah yang dibawa oleh umat Islam tidak juga tertanam
secara baik di dada kaum muslimin. Mereka mencampuri dengan kepercayaan
kebendaan, keduniaaan dan sebagainya yang menjauhkan aqidahnya darii Allah SWT.
B. TARBIYATAN (Pendidikan)
Tarbiyah Islamiyah di kalangan muslimin sangatlah sedikit. Secara
formal yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah negeri atau swasta sangatlah
terbatas hanya beberapa jam saja diajarkan di kelas. Sedangkan sekolah Islam
tidak begitu banyak. Keadaan ini masih sangat kurang apabila dibandingkan
dengan keperluan saat ini. Sekolah Islampun tidak semuanya dapat menyajikan
Islam dan tarbiyah yang baik sehingga dapat merubah pribadi pelajar dan
gurunya. Pelaksanaan tarbiyah secara informal belum lagi banyak dilaksanakan
secara berkesan. Majlis Taklim misalnya, sebagai tarbiyah yang bersifat
informal. Dalam pelaksanaannya Majlis Taklim lebih kepada majelis illmu yang
memberikan keperluan akal tetapi kurang kepada memenuhi keperluan qolbu dan
biasanya kurang begitu membentuk kepribadian.
C. TSAQAFIYATAN (Pengetahuan)
Tsaqafiyatan Islamiyah di kalangan muslim juga kurang beriringan
dengan efektivitas peranan tarbiyah dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan
oleh umat Islam. Tsaqofah ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan wawasan
yang bersifat Islam atau umum. Kemampuan ii belum banyak dimiliki oleh kaum
muslim. Sebagian menguasai tsaqofah Islam tetapi dalam masalah umum kurang menguasainya
(misalnya politik, ekonomi, kemasyarakatan) begitupun sebaliknya kurang ditemui
muslim yang mempunyai penguasaan di bidang umum dan memiliki kemampuan tsaqofah
Islamiyah. Muslim yang mempunyai ilmu dan tsaqofah demikian tidaklah banyak,
dan masih kurang dibandingkan dengan jumlah muslim serta keperluan yang ada.
Sebagian muslim yang mempunyai tsaqofah in kurang sesuai dangan pemahaman
aqidah Islamiyah, kurang merujuk kepada minhaj yang utama yaitu Al Qur’an dan
Sunnah. Sebagian merujuk kepada nilai Barat yang bertentangan dengan Islam,
termasuk tsaqofah yang disuburkan oleh kepercayaaan jahiliyah seperti
ashobiyah, nasionalisme, sekuler, kapitalisme dan komunisme.
D. DAKWATAN (Dakwah)
Dakwah Islampun nampaknya terkena penyakit dan keadaan sekarang
seperti kata pepatah hidup enggan matipun tak mau. Kondisi dakwah yang berjalan
perlu dipertanyakan lag tujuan yang hendak dicapai dan cara mencapai tujuan
tersebut. Hasil dakwah sekarang ini belum lag dapat dibanggakan bahkan keadaaan
sekarang ini menunjukkan dakwah tidak berjalan karena tidak nampak bertambahnya
pengikut atau pengikut yang ada pun semakin berkurang. Dakwah Islam tidak
berkesan karena sebagian sudah hilang tujuan sebenarnya yang sudah dipengaruhi
oleh berbagai pendekatan yang kurang Islami. Dakwah kurang berkesan karena
menjadikan dakwah sebagai organisasi kelompok atau kumpulan elite ataupun
perkumpulan yang tidak berdasarkan kepada nilai-nilai Islam. Dakwah yang tidak
berjalan adalah satu masalah sendiri, sementara yang sedang berjalanpun perlu
dilihat bagaimana keadaan yang sebenarnya, adakah sesuai dengan minhaj atau
tidak. Mereka yang tidak berdakwah juga merupakan masalah besar karena mereka
dijadikan sebagai mangsa yang sangat empuk dimakan oleh pihak musuh.
E. TANDHIMAN (Struktur)
Tanzim atau organisasi yang dikendalikan oleh Islam perlu
dipertanyakan sejauh manakha mereka mengamalkan Islam di dalam tanzimnya.
Tanzim dapat dibagi kepada tanzim berupa jamaah yang komitmet pesertanya
melalui baiah dan organisasi Islam yang terbuka dengan menjalankan beberapa
keperluan dan aktivitas Islam secara terbuka, atau organisasi Islam yang
berwarna perkumpulan, kelompok, NGO dan yang lainnya. Bagaimanapun tanzim ini
perlu dilihat kondisinya karena keadaaannya tak jauh berbeda dengan keadaan umat
Islam yang sedang sakit. Apabila pengendali sedang sakit maka ada kemungkinan
yang dibawakan akan sakit.
F. AKHLAQAN (Akhlak)
Akhlak sebagai cermim nuslim sudah dicemari oleh berbagai akhlak
jahiliyah yang dilandasi oleh budaya dan gaya hidup masyarakat jahiliyah.
Banyak ditemui muslim yang secara statusnya masih sebagai muslim tetapi tidak
mencerminkan lagi akhlak Islam yang susah dibedakan dengan mereka yang bukan
muslim. Akhlak remaja sangat kentara menampakkan wujud yang salah. Akhlak
muslim tidak mewarnai diri muslim secara keseluruhan. Keadaan demikian tidaklah
mustahil mengingat ghazwul fikri yang sangat kuat dan hizbusyaitan yang
menguasai dunia saat ini.
AL ISLAH
(Perbaikan)
Dengan mewujudkan dakwah harkiah syaamilah (pergerakan dakwah yang
sempurna) maka perbaikan akan dapat dicapai tanpa wujudnya pergerakan dakwah
maka tidak muncul sedikitpun perubahan di kalangan umat. Masalah umat akan
tetap menjadi masalah, hal ini telah dibuktikan dengan tidak wujudnya
pergerakan dakwah maka umat akan terlena dengan tipu daya pihak kafir. Realitas
yang ada sekarang ini memerlukan suatu harkah inkaz (pergerakan penyelamatan)
untuk merubah keadaan umat Islam menjadi lebih baik dan terlepas dari segala
penyakit yang membawa kita kepada kematian. Dakwah dan harakah yang mempunyai
harapan kejayaan mesti mempunyai beberapa prasyarat yang harus dipenuhi
diantaranya adalah rabbaniyah, minhajiyah, marhaliyah dan ulawiyah serta sesuai
dengan realiti dan seimbang.
AD DAKWAH
AL HARAKIYAH ASSYAMILAH (Pergerakan Dakwah Yang Menyeluruh)
- Ar Rabaniyah (Rabani)
- Ar Manhajiyah (Konsepsional)
- Ar Marhaliyah (Tahapan)
- Ar Awlawiyat (Prioritas)
- Al Waqiiyah (Realitas)
- Al Mutawazinat (Seimbang)
A. Ar Rabaniyah
(Rabani)
Rabbaniyah di dalam Al Qur’an mempunyai ciri pribadi yang senantiasa
mengjarkan Islam dan juga mempelajari nilai Islam. Selain itu ciri rabbani
adalah mereka yang tidak merasa duka cita, hina dan lemah didalam menjalankan
dakwah Islam. Harakah dan dakwah Islam yang rabbani wajib mempunyai anggota dan
sistem yang demikian. Anggotanya tidak diam begitu saja tetapi ia begetak dan
senantiasa berdakwah. Dalam menjalankan dakwahnya mereka tidak putus asa tetapi
berkelanjutan dan selalu berjalan dengna komitmen yang kuat dan kukuh.
B. Al Manhajiyah
(Konsepsional)
Dakwah Islam mesti mengikuti minhaj yang benar dengan kesadaran yang
jelas dan bersih. Minhaj dengan basirah ii tentunya merujuk kepada Al Qur’an
dan Sunnah serta merujuk kepada sirah anabawiyah. Kemudian dari panduan ini
kita mempertimbangkan keadaan lokal seperti situasi, kondisi, keadaan,
peristiwa dan sikap yang muncul sehingga muncul fiqhud dakwah yang dapat
dijalankan di tempat tertentu. Minhaj yang jelas akan membawa kepada jalan yang
jelas dan juga akan membawa kita kepada tujuan yang benar sehingga Allah
meridhainya.
C. Al Marhaliyah
(Tahapan)
Dakwah dan harakiyah mesti mengikuti marhalah sesuai dengan marhalah
(tahap) kesediaan, penerimaan, pengetahuan, kemampuan dan penguasaan aktivis
harakah tersebut. Dengan marhalah in maka dakwah dapat berjalan dengan baik dan
berpengaruh. Anggota yang membawa dakwah akan mengalami ketenangan dan
kebahagiaan tanpa paksaan dan sesuai dengan kemampuan atau marhalah yang ada
pada dirinya. Marhalah ini diperlukan di dalam dakwah dan harakah karena Nabi
SAW mengamalkan dan menyebrkan dakwah emngikuti dan memperhatikan marhalah ini.
Misalnya dakwah pada marhalah tabligh yang mengajak kepada manusia secara umum,
kemudian diteruskan kepada dakwah secara taklim dengan suasana pengjaran,
kemudaian ditruskan dengan dakwah marhalah takwin yang lebih kepada latiahan
dan pembentukan, kemudaian ditingkatkan kepada marhalah tanzim dan tanfiz.
D. Al Awlawiyat
(Prioritas)
Dakwah dan harakah jgua memperhatikan keutamaan dari kerja-kerja
yang akan dilakukan. Perlu memfokus kepada suatu isu dan aktivitas yang dapat
memberikan sumbangan kepada umat Islam sehingga dakwah dapat tampil di tengah
masyarakat dengan kehdiran yang dinanti-nantikan. Misalnya keutamaan tarbiyah
adalah suatu keutamaan bagi dakwah dan harakah karena tanpa tarbiyah tidak akan
dapat meneruskan dakwah. Tarbiyah akan menciptakan kader dan generasi penerus
dakwah itu sendiri. Keutamaan lainnya adalah melihat isu kontemporer dan
mencari jalan keluar yang dapat mengembangkan pengaruh di tengah masyarakat
misalnya kerja dakwah dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran, pengobatan, dan
pendidikan yang membawa ke arah kesuksesan.
E. AL Waqiiyah
(Realitas)
Dakwah yang sesuai dengan realitas ini merupakan sunnah dan minhaj
dakwah Islamiyah. Dakwah mesti membumi di tempat mana ia berpijak, jangan melangit
sehingga tidak dapat diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari mad’u. Keadaan
yang mempertimbangkan realitas ini secara berkesan dicontohkan oleh Nabi dalam
berdakwah di Mekah ataupun di Madinah. Jahiliyah di masa itu yang sangat kuat
memungkinkan untuk menghancurkan Islam secara cepat tetapi dakwah Nabi secara
bertahap dan pasti yang memulainya dengan rahasia dan kemudian dengan cepat
mempersiapkan keadaan di Madinah. Dakwah secara non kontroversial adalah
pendekatan yang dibawa oleh Nabi sebagi pendekatan hasil observsinya atas
realitas yang ada di masyarakat saat itu. Banyak lagi contoh lainnya yang dapat
dijadikan pelajaran oleh umat Islam saat ini.
F. Al Mutawazinat
(Seimbang)
Dakwah yang seimbang bermaksud dakwah yang memperhatikan semua
keperluan al akh dan Islam secara keseluruhan dan memenuhinya dengan seimbang.
Aktivis dakwah juga menghendaki keperluan pribadi dan keluarganya agar
terpenuhi sehingga dakwah perlu memberikan peluang kepada aktivis dakawah untuk
memelihara dan menjaga keperluannnya. Pelajar memerlukan waktu belajar dan
mesti emndapatkan nilai yang tinggi, ia pun perlu bertemu dengan orangtua di
kampung halaman. Keperluan di dalam menjalankan dakwah seperti keperluan
ruhiyah, aqliyah, dan amaliyah. Keseimbangan ini sesuai dengan prinsip
keseimbangan yang Allah terapkan kepada makhlukNya. Dengan seimbang ini maka
setiap aktivis merasakan senang dan bahagia.
Dalil
- Q.S 3:79. Hendaklah kamu menjadi rabbani yang kamu mengajarkan kitab dan kamu membacanya.
- Q.S 3:146. Berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama orang rabbani. Mereka itu tidak pengecut, karena bahaya yang menimpa mereke pada jalan Allah dan tiada lemah dan tiada pula tunduk dan Allah mengasihi orang-orang yang sabar.
- Q.S 12:108. Katakanlah:” Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.
Ringkasan.
- Kondisi kaum muslimin hari ini dilihat dari kelemahan-kelemahan kaum muslimin yaitu aqidah, tarbiyah, tsaqofah, dakwah, pengorganisasian dan akhlak.
- Hal ini harus diperbaiki dengan dakwah harakiyah yang integral yang bersifat rabbaniyah, minhajiyah, marhaliyah dan ulawiyah.
- Sesuai dengan realitas dan seimbang.
(Di sadur dari berbagai
sumber)
No comments:
Post a Comment