1. Definisi Debat
Istilah
debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah
tersebut identik dengan istilah sawala yang berasal dari
bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh pada argumen tertentu dalam strategi
bertengkar atau beradu pendapat untuk saling mengalahkan atau memenangkan
lidah. Jadi, definisi dari debat sendiri adalah suatu cara untuk menyampaikan
ide secara logika dalam bentuk argumen disertai bukti–bukti yang mendukung
kasus dari masing–masing pihak yang berdebat.
Debat di
Indonesia sendiri dibagi menjadi dua aliran, yang pertama adalah aliran
konvensional atau aliran yang jarang dipakai, dan yang kedua adalah aliran yang
mengikuti standar internasional atau aliran yang yang sekarang sedang
digalakkan pemakaiannya di Indonesia. Sistim inilah yang menjadi acuan dalam
makalah kami.
Secara
umum debat sendiri dapat dilakukan dengan cara berkelompok, yaitu ada dua pihak
yang di sini masing–masing memegang peranan sebagai pihak positif dan negatif.
Selain itu, mereka mencoba mempertahankan argumen mereka dengan di dukung oleh
bukti–bukti serta fakta–fakta yang mendukung kasus mereka, namun terlebih
dahulu sebelum mereka melakukan hal tersebut kedua belah pihak harus memberikan
suatu parameter yang jelas mengenai kasus (motion) mereka atau
memberikan suatu definisi yang menjelaskan kemana arah dari kasus mereka.
2. Tujuan Debat
Tujuan
dari debat sendiri adalah upaya kedua belah pihak yang mencoba membangun suatu
kasus dengan didukung oleh argumen–rgumen yang mendukung kasus mereka dimana
cara membuat satu argumen yang baik dan benar adalah suatu argumen selalu
berdasarkan pada pertanyaan–pertanyaan dasar berupa; Apa (What),Mengapa
(Why), Bagaimana (How), dan Kesimpulannya (So What is The
conclusion). Di sini selain diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar juga dibutuhkan pula logika dan analogi pola pikir yang benar mengenai
pengetahuan pengetahuan umum atau kasus – kasus yang sedang terjadi di dalam
masyarakat. Selain hal–hal tersebut juga diperlukan kemampuan merespon suatu masalah
(rebuttal) dikarenakan disini terjadi adanya suatu proses saling mempertahankan
pendapat antara kedua belah pihak. Selain itu di dalam debat sendiri ada suatu
pantangan atau batasan pembahasan masalah yang akan dibahas yaitu dilarang
mennyangkut pautkan suku, agama, ras, dan adat, dsebabkan di dalam debat
sendiri kita masih menggunakan etika sebagai seorang manusia untuk berpendapat.
3. Topik Debat
Topik debat, atau yang biasa
disebut motion, adalah suatu permasalahan umumyang terjadi di dalam
masyarakat dan diketahui secara global oleh setiap orang.
Dalam membuat suatu topik diperlukan adanya suatu kejelian karena
pada dasarnya sebuah topik harus mengikuti analogi “Kacang di dalam kulit”,
artinya suatu topik debat harus memiliki kemampuan untuk dapat dikupas atau
ditelaah secara mendalam. Hal ini diperlukan karena pada saat proses berdebat
mulai para pihak baik positif maupun negatif akan memberikan suatu parameter
kasus disertai dengan definisi untuk memeperjelas arah debat tadi. Di dalam
memberikan parameter atau definisi dari sebuah topik sendiri ada beberapa hal
yang tidak boleh dilakukan diantaranya adalah; Kebenaran alam atau nyata yang
tak terbantahkan (Truistic), Tidak memiliki hubungan logika yang jelas
(Tautological), Definisi yang melenceng atau tidak masuk akal (Squirelink) dan
Memberikan patokan waktu atau tempat yang menguntungkan salah satu pihak (Time
and Place Setting). Hal ini tidak boleh dilakukan dikarenakan dalam berdebat
kita juga menggunakan kaidah “Fair and Square” atau menang secara adil.
Berikut ini beberapa contoh dari
topik yang sering digunakan adalah bahwa
1. Pasangan
homoseksual diperbolehkan memperoleh anak
2. Debat
presiden harus disiarkan di TV
3. Anak-anak
di Aceh tidak boleh diadopsi oleh orang di luar Aceh
4. Wanita
harus menyatakan cintanya terlebih dahulu
5. Indonesia
harus menyerang Malaysia
6. Rakyat
harus mendukung kenaikan BBM
7. Prostitusi
harus dilegalkan, diberi pajak, tax, dan regulasi (aturan khusus)
8. Sistem
PILKADA langsung tidak efektif
9. Sistem
KBK tidak efektif utnuk diterapkan di Indonesia
10. Euthanasia
harus dilegalkan
11. dll
4. Langkah-langkah Debat
Di dalam
melakukan debat kita juga memiliki langkah – langkah yang harus ditempuh di
dalam aplikasinya, disini kami akan mengambil satu contoh dari sistim yang
biasa digunakan sebagai standar nasional maupun internasional. Adapun sistim
ini bernama sistim Australasian Parliamentary System, di mana
disini tiap tim mempunyai tiga orang anggota dengan tugas masing – masing,
adapun langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
- sebelum debat dimulai kedua
team akan diberikan kesempatan untuk melakukan suatu proses penyusunan
kasus selama 30 menit.
- pembicara pertama dari team
positif maju kemudian memberikan definisi dari topik yang diberikan
kemudian memberikan parameter kasus yang akan dibahas, setelah itu
kemudian dia akan menjelaskan bagian – bagian yang akan dibahas oleh
pembicara pertama dan kedua, baru setelah itu dia akan membahas kasusnya
disertai landasan kasus selama 7 menit.
- pembicara pertama dari team
negatif maju kedepan kemudian memberikan tanggapan dari topik positif yang
diberikan kemudian memberikan parameter kasus yang akan dibahas, setelah
itu kemudian dia akan menjelaskan bagian – bagian yang akan dibahas oleh
pembicara pertama dan kedua, baru setelah itu dia akan membahas kasusnya
disertai landasan kasus selama 7 menit.
- pembicara kedua dari team
positif maju dan kemudian merespon kasus dari pembicara pertama negatif
kemudian dia akan mencoba menghubungkan kasus yang ia bawa dengan kasus
pembicara pertama, kemudian dia akan memberikan perpanjangan dari kasus
teamnya disertai dengan implementasi dari teamnya selama 7 menit.
- pembicara kedua dari team
negatif maju dan kemudian merespon kasus dari pembicara pertama dan kedua
dari positif kemudian dia akan mencoba menghubungkan kasus yang ia bawa
dengan kasus pembicara pertama, kemudian dia akan memberikan perpanjangan
dari kasus teamnya disertai dengan implementasi dari teamnya selama 7
menit.
- pembicara ketiga dari positif
maju dan tugasnya adalah membuat suatu respon terhadap semua kasus dari
negatif dan memberikan kesimpulan dari kasus yang dibawakan oleh teamnya.
disini seorang pembicara ketiga dilarang untuk membawakan kasus baru
selama 7 menit.
- pembicara ketiga dari positif
maju dan tugasnya adalah membuat suatu respon terhadap semua kasus dari
negatif dan memberikan kesimpulan dari kasus yang dibawakan oleh teamnya.
disini seorang pembicara ketiga dilarang untuk membawakan kasus baru
selama 7 menit.
- setelah itu sekarang adalah
waktu untuk memberikan pandangan terhadap kasus dari masing –
masing team dimulai dari negatif terlebih dahulu kemudian
positif dimana disini yang melakukannya adalah pembicara pertama atau
kedua dan yang harus dilakukan disini oleh tiap team selain memberikan
pandangan terhadap kasus masing–masing juga memberikan suatu komparasi
antara kedua team dan menjelaskan apa – apa saja yang terjadi di dalam
debat tersebut serta menunjukkan poin – poin yang menguntungkan dan
mendukung kasus mereka selama 5 menit.
5. Beberapa patokan dalam berdebat
Berikut
ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan ketika anda berdebat atau beberapa
patokan yang harus anda perhatikan ketika berdebat :
1. Buatlah
suatu definisi dan parameter dari suatu topik yang adil dan dapat
diperdebatkan.
2. Berikan
dasaran kasus yang kuat terhadap kasus anda.
3. Susunlah
selalu argumen dan respon anda menggunakan kaidah apa, mengapa, bagaimana, dan
kesimpulannya.
4. Pelajarilah
selalu kasus–kasus yang berkembang di masyarakat.
5. Kerjasama
tim dan buatlah alur penyusunan argumen yang baik secara mengalir antar para
pembicara di dalam team.
Dengan demikian debat adalah kegiatan adu
argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun
kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara
formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif
seperti parlemen,
terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam
hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat
dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.
Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah
debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden
yang umum dilakukan menjelang pemilihan
umum.
Debat kompetitif adalah
debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan
universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan
("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing
mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau
beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat.
Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan
dan kemampuan debat yang lebih baik.
Debat kompetitif dalam pendidikan
Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat
kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan
untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya,
seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan
terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing
(bila debat dilakukan dalam bahasa asing).
Namun demikian, beberapa format yang digunakan dalam debat
kompetitif didasarkan atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari
sinilah muncul istilah "debat parlementer" sebagai salah satu gaya
debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer yang
masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.
Kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang
paling diakui adalah World Universities Debating Championship (WUDC) dengan
gaya British Parliamentary di tingkat universitas dan World Schools Debating
Championship (WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas.
Kompetisi debat bertaraf internasional umumnya menggunakan
bahasa Inggris sebagai pengantar. Tidak ada bantuan penerjemah bagi peserta
manapun. Namun demikian, beberapa kompetisi memberikan penghargaan khusus
kepada tim yang berasal dari negara-negara yang hanya menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua (English as Second Language - ESL).
Negara-negara yang terkenal dengan tim debatnya antara lain
Inggris, Australia, Irlandia, dan Amerika
Serikat. Di Asia, negara yang dianggap relatif kuat antara lain Filipina dan Singapura.
Debat kompetitif di Indonesia
Artikel Utama: Debat kompetitif di Indonesia
Di Indonesia, debat kompetitif sudah mulai berkembang,
walaupun masih didominasi oleh kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan
debat parlementar pertama di tingkat universitas adalah Java Overland Varsities English
Debate (JOVED) yang diselenggarakan tahun 1997 di Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung, dan diikuti oleh tim-tim dari berbagai wilayah di P. Jawa. Kejuaraan
debat se-Indonesia yang pertama adalah Indonesian Varsity English Debate
(IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini (2006),
kedua kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di
universitas yang berbeda.
Sejak 2001, Indonesia telah mengirimkan delegasi ke WSDC.
Delegasi tersebut dipilih setiap tahunnya melalui Indonesian Schools Debating
Championship (ISDC) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional
bekerjasama dengan Association for Critical Thinking (ACT).
Berbagai gaya debat parlementer
Dalam debat kompetitif, sebuah format mengatur hal-hal
antara lain:
- jumlah tim dalam satu debat
- jumlah pembicara dalam satu tim
- giliran berbicara
- lama waktu yang disediakan untuk masing-masing pembicara
- tatacara interupsi
- mosi dan batasan-batasan pendefinisian mosi
- tugas yang diharapkan dari masing-masing pembicara
- hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh pembicara
- jumlah juri dalam satu debat
- kisaran penilaian
Selain itu, berbagai kompetisi juga memiliki aturan yang
berbeda mengenai:
- penentuan topik debat (mosi) - apakah diberikan jauh hari sebelumnya atau hanya beberapa saat sebelum debat dimulai (impromptu)
- lama waktu persiapan - untuk debat impromptu, waktu persiapan berkisar antara 15 menit (WUDC) hingga 1 jam (WSDC)
- perhitungan hasil pertandingan - beberapa debat hanya menggunakan victory point (VP) untuk menentukan peringkat, namun ada juga yang menghitung selisih (margin) nilai yang diraih kedua tim atau jumlah vote juri (mis. untuk panel beranggotakan 3 juri, sebuah tim bisa menang 3-0 atau 2-1)
- sistem kompetisi - sistem gugur biasanya hanya digunakan dalam babak elimiasi (perdelapan final, perempat final, semifinal dan final); dalam babak penyisihan, sistem yang biasa digunakan adalah power matching
Format debat parlementer sering menggunakan peristilahan
yang biasa dipakai di debat parlemen sebenarnya:
- topik debat disebut mosi (motion)
- tim Afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut juga Pemerintah (Government), tim Negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi (Opposition)
- pembicara pertama dipanggil sebagai Perdana Menteri (Prime Minister), dan sebagainya
- pemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil Speaker of The House
- penonton/juri dipanggil Members of the House (Sidang Dewan yang Terhormat)
- interupsi disebut Points of Information (POI)
Australian Parliamentary/Australasian Parliamentary ("Australs")
Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya
menyebar hingga ke kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan di Asia, sehingga
akhirnya disebut sebagai format Australasian Parliamentary. Dalam format ini,
dua tim beranggotakan masing-masing tiga orang berhadapan dalam satu debat,
satu tim mewakili Pemerintah (Government) dan satu tim mewakili Oposisi
(Opposition), dengan urutan sebagai berikut:
- Pembicara pertama pihak Pemerintah - 7 menit
- Pembicara pertama pihak Oposisi - 7 menit
- Pembicara kedua pihak Pemerintah - 7 menit
- Pembicara kedua pihak Oposisi - 7 menit
- Pembicara ketiga pihak Pemerintah - 7 menit
- Pembicara ketiga pihak Oposisi - 7 menit
- Pidato penutup pihak Oposisi - 5 menit
- Pidato penutup pihak Pemerintah - 5 menit
Pidato penutup (Reply speech) menjadi ciri dari
format ini. Pidato penutup dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua dari
masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga). Pidato penutup dimulai oleh
Oposisi terlebih dahulu, baru Pemerintah.
Mosi dalam format ini diberikan dalam bentuk pernyataan
yang harus didukung oleh pihak Pemerintah dan ditentang oleh Pihak Oposisi,
contoh:
(This House
believes that) Globalization marginalizes the poor.
(Sidang Dewan
percaya bahwa) Globalisasi meminggirkan masyarakat miskin.
Mosi tersebut dapat didefinisikan oleh pihak Pemerintah
dalam batasan-batasan tertentu dengan tujuan untuk memperjelas debat yang akan
dilakukan. Ada aturan-aturan yang cukup jelas dalam hal apa yang boleh
dilakukan sebagai bagian dari definisi dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Tidak ada interupsi dalam format ini.
Juri (adjudicator) dalam format Australs terdiri
atas satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Dalam panel, setiap juri
memberikan voting-nya tanpa melalui musyawarah. Dengan demikian,
keputusan panel dapat bersifat unanimous ataupun split decision.
Di Indonesia, format ini termasuk yang pertama kali dikenal
sehingga cukup populer terutama di kalangan universitas. Kompetisi debat di
Indonesia yang menggunakan format ini adalah Java Overland Varsities English
Debate (JOVED) dan Indonesian Varsity English Debate
(IVED).
Asian Parliamentary ("Asians")
Format ini merupakan pengembangan dari format Australs dan
digunakan dalam kejuaraan tingkat Asia. Perbedaannya dengan format Australs
adalah adanya interupsi (Points of Information) yang boleh diajukan
antara menit ke-1 dan ke-6 (hanya untuk pidato utama, tidak pada pidato
penutup). Format ini juga mirip dengan World Schools Style yang digunakan di
WSDC.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam ALSA English
Competition (e-Comp) yang diselenggarakan (hampir) setiap tahun oleh ALSA LC
[[Universitas Indonesia].
British Parliamentary ("BP")
Gaya debat parlementer ini banyak dipakai di Inggris namun
juga populer di banyak negara, sebab format inilah yang digunakan di kejuaraan
dunia WUDC. Dalam format ini, empat tim beranggotakan masing-masing dua orang
bertarung dalam satu debat, dua tim mewakili Pemerintah (Government) dan
dua lainnya Oposisi (Opposition), dengan susunan sebagai berikut:
Opening Government: Opening Opposition:
- Prime Minister - Leader of the Opposition
- Deputy Prime Minister - Deputy Leader of the Opposition
Closing Government: Closing Opposition:
- Member of the Government - Member of the Opposition
- Government Whip - Opposition Whip
Urutan berbicara adalah sebagai berikut:
- Prime Minister - 7 menit
- Leader of the Opposition - 7 menit
- Deputy Prome Minister - 7 menit
- Deputy Leader of the Opposition - 7 menit
- Member of the Government - 7 menit
- Member of the Opposition - 7 menit
- Government Whip - 7 menit
- Opposition Whip - 7 menit
Setiap pembicara diberi waktu 7 menit untuk menyampaikan
pidatonya. Di antara menit ke-1 dan ke-6, pembicara dari pihak lawan dapat
mengajukan interupsi (Points of Information). Bila diterima, pembicara
yang mengajukan permintaan interupsi tadi diberikan waktu maksimal 15 detik
untuk menyampaikan sebuah pertanyaan yang kemudian harus dijawab oleh pembicara
tadi sebelum melanjutkan pidatonya.
Juri dalam debat BP bisa satu orang atau satu panel
berjumlah ganjil. Di akhir debat, juri menentukan urutan kemenangan dari
peringkat 1 sampai 4 untuk debat tersebut. Dalam panel, keputusan sebisanya diambil
berdasarkan mufakat. Bila mufakat tidak tercapai, Ketua Panel akan membuat
keputusan terakhir.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam kompetisi
Founder's Trophy yang diselenggarakan oleh Komunitas Debat Bahasa Inggris Universitas Indonesia setiap tahun.
Format World Schools
Format yang digunakan dalam turnamen World
Schools Debating Championship (WSDC) dapat dianggap sebagai kombinasi BP
dan Australs. Setiap debat terdiri atas dua tim, Proposisi dan Oposisi,
beranggotakan masing-masing tiga orang. Urutan pidato adalah sebagai berikut:
- Pembicara pertama Proposisi - 8 menit
- Pembicara pertama Oposisi - 8 menit
- Pembicara kedua Proposisi - 8 menit
- Pembicara kedua Oposisi - 8 menit
- Pembicara ketiga Proposisi - 8 menit
- Pembicara ketiga Oposisi - 8 menit
- Pidato penutup Oposisi - 4 menit
- Pidato penutup Proposisi - 4 menit
Pidato penutup (reply speech) dibawakan oleh
pembicara pertama atau kedua masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga)
dan didahului oleh pihak Oposisi dan ditutup oleh pihak Proposisi.
Aturan untuk interupsi (Points of Information - POI)
mirip dengan format BP. POI hanya dapat diberikan antara menit ke-1 dan ke-7
pidato utama dan tidak ada POI dalam pidato penutup.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam kejuaraan Indonesian Schools Debating
Championship (ISDC). Beberapa SMU di Indonesia yang pernah mengadakan
kompetisi debat juga menggunakan format ini.
American Parliamentary
Debat parlementer di Amerika
Serikat diikuti oleh dua tim untuk setiap debatnya dengan susunan sebagai
berikut:
- Government
- Prime Minister (PM)
- Member of the Government (MG)
- Opposition
- Leader of the Opposition (LO)
- Member of the Opposition (MO)
Debat parlementer diadakan oleh beberapa organisasi berbeda
di Amerika Serikat di tingkat pendidikan menengah dan tinggi. National
Parliamentary Debate Association (NPDA), American Parliamentary Debate
Association (APDA), dan National Parliamentary Tournament of Excellence (NPTE)
menyelenggarakan debat parlementer tingkat universitas dengan susunan pidato
sebagai berikut:
- Prime Minister - 7 menit
- Leader of the Opposition - 8 menit
- Member of the Government - 8 min
- Member of the Opposition - 8 min
- Leader of the Opposition Rebuttal - 4 min
- Prime Minister Rebuttal - 5 min
California High School Speech Association (CHSSA) dan National
Parliamentary Debate League (NPDL) menyelenggarakan debat parlementer tingkat
sekolah menengah dengan susunan pidato sebagai berikut:
- Prime Minister - 7 menit
- Leader of the Opposition - 7 menit
- Member of the Government - 7 menit
- Member of the Opposition - 7 menit
- Leader of the Opposition Rebuttal - 5 menit
- Prime Minister Rebuttal - 5 menit
Dalam semua format tersebut kecuali CHSSA, interupsi berupa
pertanyaan dapat ditanyakan kepada pembicara keempat pidato pertama, kecuali
pada menit pertama dan terakhir pidato. Dalam format CHSSA, keenam pidato
semuanya dapat diinterupsi.
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada
kompetisi reguler yang menggunakannya.
Debat kompetitif selain debat parlementer
Debat Proposal
Dalam gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim
menjadi penganjur dan penentang sebuah rencana yang berhubungan dengan topik
debat yang diberikan. Topik yang diberikan umumnya mengenai perubahan kebijakan
yang diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya memainkan peran Afirmatif
(mendukung proposal) dan Negatif (menentang proposal). Pada prakteknya,
kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki satu topik yang sama yang
berlaku selama setahun penuh atau selama jangka waktu lainnya yang sudah
ditetapkan.
Bila dibandingkan dengan debat parlementer, debat proposal
lebih mengandalkan pada hasil riset atas fakta-fakta pendukung (evidence).
Debat ini juga memiliki persepsi yang lebih luas mengenai argumen. Misalnya,
sebuah proposal alternatif (counterplan) yang membuat proposal utama
menjadi tidak diperlukan dapat menjadi sebuah argumen dalam debat ini. Walaupun
retorika juga penting dan ikut memengaruhi nilai setiap pembicara, pemenang
tiap babak umumnya didasari atas siapa yang telah "memenangkan"
argumen sesuai dengan fakta pendukung dan logika yang diberikan. Sebagai
konsekuensinya, juri kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil
keputusan karena semua fakta pendukung harus diperiksa terlebih dahulu.
Di Amerika Serikat, Debat Proposal adalah tipe debat
yang lebih populer dibandingkan debat parlementer. Kegiatan ini juga telah
dicoba dikembangkan di Eropa dan Jepang dan gaya debat ini ikut memengaruhi
bentuk-bentuk debat lain. Di AS, Debat Proposal tingkat SMU diselenggarakan
oleh NFL dan NCFL. Di tingkat universitas, debat ini diselenggarakan oleh
National Debate Tournament (NDT), Cross Examination Debate Association (CEDA),
National Educational Debate Association, dan Great Plains Forensic Conference.
Debat Proposal terdiri atas dua tim beranggotakan
masing-masing dua orang dalam tiap debatnya. Setiap pembicara membawakan dua
pidato, satu pidato konstruktif (8 atau 9 menit) yang berisi argumen-argumen
baru dan satu pidato sanggahan (4, 5, atau 6 menit) yang tidak boleh berisi
argumen baru namun dapat berisi fakta pendukung baru untuk membantu sanggahan.
Biasanya, sehabis setiap pidato konstruktif, pihak lawan diberikan kesempatan
untuk melakukan pemeriksaan silang (cross-examination) atas pidato
tersebut. Setiap isu yang tidak ditanggapi oleh pihak lawan dianggap sudah
diterima dalam debat. Dewan juri secara seksama mencatat semua pernyataan yang
dibuat dalam suatu babak (sering disebut flow).
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada
kompetisi reguler yang menggunakannya.
Lincoln-Douglas Debate
Nama gaya debat ini diambil dari debat-debat terkenal yang
pernah dilakukan di Senat Amerika Serikat antara kedua kandidat
Lincoln dan Douglas. Setiap debat gaya ini diikuti oleh dua pedebat yang
bertarung satu sama lain.
Argumen dalam debat ini terpusat pada filosofi dan
nilai-nilai abstrak, sehingga sering disebut sebagai debat nilai (value
debate). Debat LD kurang menekankan pada fakta pendukung (evidence)
dan lebih mengutamakan logika dan penjelasan.
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada
kompetisi reguler yang menggunakannya.
Kegiatan lain yang serupa
Model United Nations
Model United Nations
adalah kegiatan yang banyak dilakukan di tingkat sekolah dan universitas di dunia.
Dalam kegiatan ini, peserta memainkan peran sebagai delegasi Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) yang mewakili negara tertentu (dalam kompetisi
internasional, negara yang diwakili umumnya bukan negara asal sebenarnya dari
tim tersebut).
Di Indonesia, kegiatan ini relatif belum berkembang. Namun,
Jakarta International School (JIS),
sebuah sekolah internasional di ibukota, memiliki kegiatan ekstrakurikuler ini.
Moot court
Kompetisi Moot court biasa dilakukan oleh
mahasiswa hukum di tingkat universitas.
1 comment:
Boonz Casino - JTM Hub
Boonz Casino 통영 출장샵 | Boonz Casino is an online gambling and entertainment destination that 태백 출장샵 offers an extensive casino platform. It is operated 서귀포 출장마사지 by Boonz 문경 출장마사지 Casino and has a 평택 출장안마
Post a Comment