Menurut perspektif islam, sebuah pemerintahan hanya akan mencapai tahap pemerintahan islam yang idealistik apabila pemimpin negara baik presiden,gubernur maupun walikota/bupati bertindak sebagai pembimbing. Segala tindak-tanduk berpandukkan kepada syariat bagi kemaslahatan masyarakat di dunia dan akherat. Khalifah Islam juga bertanggung jawab menjaga, melindungi, mempertahankan serta menyelamatkan rakyat di bawah penjagaannya dari segala ancaman yang dapa mengganggu nilai-nilai moral islam.
“Kalaulah Undang-undang itu dibuat oleh ahli akal, pembesar-pembesar negara beserta pakar-pakarnya maka itu adalah siyasah akal. Tetapi kalaulah undang-undang itu diwajibkan oleh Allah diakui dengan syaratnya, maka ia adalah siyasah agama yang member manfaat kepada kehidupan di dunia dan di akhirat.”
Sama seperti keadaan pemerintahan yang lain, idealnya sesuatu bentuk pemerintahan tidak akan tercapai tanpa adanya sistem yang tersendiri. Dalam hal ini islam telah meletakkan konsep syura sebagai asas pemerintahan di dalam pemerintah islam sebagaimana yang di firmankan oleh Allah:
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.:(Q.S 42: 38)
Musyawarah yang dimaksudkan di sini ialah musyawarah terhadap perkara yang tidak mempunyai nas saja, baik yang ada dalam Al-Qur’an ataupun Al-Hadis. Justru itu, jika suatu masalah atau perkara tersebut talah terdapat nas yang nyata, maka tidak dibolehkan bermusyawarah lagi untuk mencari hukumnya. Apa yang perlu dalam hal ini ialah melaksanakannya tanpa berdalih ini itu lagi. Konsep bermusyawarah juga mencerminkan bahwa seorang pemimpin islam itu adalah terikat dengan keputusan yang dibuat oleh majlis musyawarah/ DPR. Maka dari itu, pemimpin islam wajib melaksanakan keputusan tersebut.
Pemimpin islam juga mesti bertanggungjawab memerangi unsur-unsur kemungkaran dan perkara-perkara thagut yang dapat merusak pemikiran akidah umat islam. Al Baidhawi menyifatkan Thagut itu sebagai segala objek yang disembah selain daripada Allah atau perkara-perkara yang dapat menjadi puncak kesesatan manusia.
Idealistik pemerintahan Islam itu akan tercapai dengan adanya sebuah komitmen serta dukungan yang solid dari rakyat terhadap pemerintah. islam harus melakukan beberapa cara agar rakyat menyatakan dukungan kepada pemerintah. ada kalanya berdiri teguh di belakang pemimpin, mempertahankan kewibawaan dengan lisan, tulisan dan jiwa raga. Segala tindakan dan pengorbanan tersebut hendaklah timbul daripada rasa tanggungjawab terhadap pemimpin yang telah diperintahkan oleh Allah.
No comments:
Post a Comment